Bumi diciptakan sempurna. Manusia, tumbuhan dan hewan hidup harmonis di alam.
Seiring perkembangan
pengetahuan, manusia menciptakan berbagai teknologi untuk mendukung kelangsungan dan kenyamanan hidupnya. Perubahan tersebut kita kenal sebagai modernisasi.
Ternyata, modernisasi tidak hanya meningkatkan kualitas hidup manusia. Di sisi lain, modernisasi tanpa kendali dan batas merusak kelestarian lingkungan dan kelangsungan hidup penghuni Bumi, termasuk manusia itu sendiri.
Ternyata, modernisasi tidak hanya meningkatkan kualitas hidup manusia. Di sisi lain, modernisasi tanpa kendali dan batas merusak kelestarian lingkungan dan kelangsungan hidup penghuni Bumi, termasuk manusia itu sendiri.
Orangutan Tersingkir dari
Rumahnya
kreasi Michelle saat belajar tentang orangutan /For: Dok. Pribadi |
Suka ke kebun binatang? Sempatkan diri melihat hewan berbulu halus cokelat
kemerahan, yang bergerak gesit dan lincah menggunakan kedua lengan panjangnya. Ya, orangutan. Banyak dari kita bersedia membayar
biaya ekstra agar bisa berfoto bersama anak orangutan yang lucu dan menggemaskan.
Saat
ini, melihat primata asal Sumatra
(Pongo abelii) dan Kalimantan
(Pongo pygmaeus) itu adalah hal biasa. Namun, di masa
mendatang, kegiatan itu akan jadi sesuatu yang luar biasa sebab oranguta ternyata sudah masuk dalam daftar spesies terancam punah.
Orangutan Sumatra berstatus sangat terancam punah (critically endangered), sedangkan orangutan Kalimantan terancam punah (endangered). Status tersebut ditetapkan oleh IUCN (International Union for Conservation of Natur), organisasi internasional yang memberi informasi dan analisis mengenai status keberadaan spesies dalam rangka konservasi keanekaragaman hayati.
Orangutan Sumatra berstatus sangat terancam punah (critically endangered), sedangkan orangutan Kalimantan terancam punah (endangered). Status tersebut ditetapkan oleh IUCN (International Union for Conservation of Natur), organisasi internasional yang memberi informasi dan analisis mengenai status keberadaan spesies dalam rangka konservasi keanekaragaman hayati.
Menurut WWF Indonesia, ada beberapa faktor penyebab orangutan terancam punah. Penebangan hutan
untuk dijadikan perkebunan
sawit, pertambangan, pembukaan jalan, legal
dan illegal logging, kebakaran hutan, dan perburuan. Jika hutan habis, di mana orangutan akan hidup? Orangutan menghabiskan sebagian besar hidupnya di atas pepohonan di hutan tropis. Pepohonan di hutan juga menjadi sumber makanan primata tersebut.
Minyak
Kelapa Sawit di Mana-Mana
Faktor terbesar kerusakan hutan adalah penebangan hutan, khususnya untuk mendapatkan lahan perkebunan kelapa sawit. Digunakan untuk apa saja sih kelapa sawit?
Pertama, tentu untuk menggoreng. Siapa dari kita yang suka makan gorengan? Rasanya, kebanyakan Dari kita akan tunjuk tangan. Tahu goreng, pisang goreng, tempe goreng, ikan goreng, ayam goreng,
kentang goreng …. Kalau diteruskan, daftarnya akan sangat panjang. Gorengan memang paling
mudah dibuat dan didapat.
Ternyata, minyak kelapa sawit juga menjadi bahan pembuatan mentega,
cokelat, es krim, sabun, kosmetik, bahan bakar mobil dan
pembangkit listrik. Saya pun baru tahu setelah mendalami persoalan perkebunan
kelapa sawit yang hendak saya jadikan bahan tulisan ini.
Tak heran, permintaan terhadap minyak kelapa sawit sangat tinggi. Menurut
catatan RSPO (The Roundtable on
Sustainable Palm Oil), India, China, Indonesia, dan Eropa merupakan
konsumen utama minyak sawit.
perkebunan kelapa sawit merambah hutan / Foto: mongabay.co.id |
Fakta mencengangkan lainnya adalah bahwa 85% minyak
sawit dunia diproduksi di Indonesia dan Malaysia lantaran kelapa
sawit hanya tumbuh di daerah tropis. Inilah yang menyebabkan perkebunan kelapa
sawit di Indonesia tumbuh subur, bahkan sampai mengorbankan hutan-hutan tropis
yang tak lain adalah rumah orangutan.
Cermat Memakai Minyak Kelapa Sawit
Pemakaian minyak kelapa sawit dalam berbagai produk yang dibutuhkan
manusia tidak dapat dielakkan.
Masih menurut RSPO, mengganti minyak kelapa
sawit dengan minyak nabati lainnya akan membawa dampak yang lebih buruk bagi
lingkungan. Dibutuhkan lahan yang lebih luas untuk memproduksi minyak nabati selain
minyak kelapa sawit karena kelapa sawit menghasilkan 4-10 kali lebih banyak minyak
dibandingkan tanaman lain per unit lahan. Perkebunan kelapa sawit juga memberi dampak
ekonomis bagi para petaninya.
Solusi terbaik adalah cermat
memakai minyak kelapa sawit. Beli produk-produk yang mengandung
minyak sawit berkelanjutan (sustainable
palm oil). Produk-produk yang mengandung minyak kelapa sawit berkelanjutan
(sustainable palm oil) ditandai
stiker sertifikat RSPO, sedangkan produksi kelapa sawitnya sendiri bersertifikat
lestari (CSPO).
Lalu, minyak
kelapa sawit yang bagaimanakah yang berhak mendapat sertifikasi lestari? RSPO
telah menetapkan sejumlah syarat. Salah satu syarat terpenting yang dapat menghentikan
pembabatan hutan adalah bahwa produksi
kelapa sawit harus diadakan di lahan yang terlantar dan bukan hutan primer atau
lahan konservasi keanekaragaman hayati.
Persoalan minyak kelapa sawit
sangat kompleks dan erat hubungannya dengan masa depan hutan. Kalau saya pribadi, saya akan mencoba mengurangi konsumsi makanan yang digoreng. Meskipun mungkin tidak berdampak
banyak bagi penyelamatan orangutan kalau hanya saya saja yang mengerjakan, hitung-hitung,
bisa berdampak positif bagi kesehatan. Anda?
Posting Komentar
Posting Komentar