Hidangan Ulang Tahun: Mi atau Kue Tart?

Kue tart dan hari ulang tahun rasanya sudah jadi bagian yang tak terpisahkan.
Orang yang berulang tahun akan disuguhi kue tart yang diberi lilin menyala.
Setelah keluarga selesai menyanyi, ia diharuskan meniup lilin sampai padam.
Sebelum meniup lilin, ia mengucapkan harapan atau impiannya dalam hati.

Kalau saya, tiup lilin, ya, tiup lilin saja. Gak make a wish. Soalnya, saya pasti didoakan keluarga dalam sesi doa bersama sebelum bersantap.

Mi Ulang Tahun

Mi Panjang Umur / Foto: s-media-cache-ak0.pinimg.com

Tradisi kue ulang tahun dan meniup lilin ternyata berasal dari Barat.

Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Nah, orang Tionghoa tidak mengenal tradisi makan kue tart dan tiup lilin, lho. Bahkan, mereka hanya merayakan hari ulang tahun saat mencapai umur tertentu.

Lalu apa dong pengganti kue tart?

Mi. Mi  menyimbolkan umur panjang. Mi disajikan sebagai tanda doa dan harapan, semoga yang berulang tahun berumur panjang. Yang berulang tahun, keluarga, teman, dan kerabat, makan mi.

Uniknya, waktu dimasak, mi tidak boleh terputus. Begitu pula saat disantap. Sluuurp, mi yang disuapkan ke dalam mulut, harus masuk semua. Tidak boleh terpotong dan jatuh ke piring. Selain jadi bad luck, menurut kebiasaan orang Tionghoa, orang yang melakukan hal itu dianggap tidak sopan.

Selamat Ulang Tahun, Ibu!
Sebulan lalu, ibu saya ulang tahun. Alih-alih membawa kue tart, saya membawakan pizza. Soalnya, menurut saya, makan pizza lebih mengenyangkan dan mengugah selera daripada makan kue tart.

Niat ibu saya membeli kue tart untuk seru-seruan tiup lilin dengan cucu juga batal. Kami malah makan lamian. Besoknya juga makan mi ayam bareng dengan teman segereja. Pokoknya, no birthday cake at all. It was birthday noodles time.

Begitulah. Meskipun kami bukan orang Tionghoa, ulang tahun ibu saya diramaikan dengan hidangan mi dan mi.

Tapi, apa pun hidangannya, yang penting doa agar ibu diberi kesehatan dan sukacita. Dan yang tak kalah penting, mensyukuri  kebersamaan dan kebaikan Sang Pencipta.

Herzlichen Glueckwunsch zum Geburtstag. Gott befohlen. Wir haben Dich lieb.




Related Posts

6 komentar

  1. dulu kalau ulang tahun, biasanya saya rayain bersama teman-teman. Gak pernah sama keluarga. Paling mereka kaish ucapan selamat dan uang aja buat traktir teman. Abis itu selesai hehehe.

    Berbeda dengan keluarga suami. Mamah mertua bahkan sampe sekarang masih bikinkan nasi kuning komplit setiap ada yang ulang tahun. Termasuk menantunya yang ulang tahun :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau saya, nraktir iya, rayain dengan keluarga juga iya. Tapi dulu. Sekarang dengan keluarga saja.

      Hapus
  2. bener mbak kesehatan lebih penting daripada makanan

    BalasHapus
  3. kalo saya tradisi di rumah malah cukup nasi kuning aja
    yang ga ketinggalan itu telor dadar sama kerupuk :)
    he he he

    atau kalo anak muda ya ceplok telor sama terigu
    tergantung sih mbak, bisa tar atau mie, kalo boleh milih juga 2-2nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waktu masih kecil, tradisi makan nasi kuning juga ada di rumah saya. Tambah irisan timun.

      Sekarang mah yang ditunggu makan-makannya. Enggak masalah makan apa, asalkan masih makanan :D

      Hapus

Posting Komentar