Sabtu,
28 Maret yang lalu, saya bersama anak dan suami menuju Summarecon Digital
Center (SDC) di Serpong. Menurut teman saya, Mbak Haya Aliya Zaki, ada food truck festival di sana. Saya
penasaran, apakah food truck festival tersebut
berbeda dari food truck festival yang
pernah saya dan keluarga datangi di tempat lain.
Food
Truck Festival “Digitalicious”
Kami
sempat terkena kemacetan lumayan parah karena salah jalan. Tapi, akhirnya kami sampai
juga di SDC. Berbekal informasi dari pihak keamanan, kami langsung menuju area
parkir Utara. Di sanalah Food Truck Festival “Digitalicious” digelar.
Ternyata, area
festival masih lengang. Mungkin, karena diadakan di tempat terbuka, banyak
orang memilih datang sore agar terhindar dari terik matahari.
Areanya luas. Meja makannya banyak dan tertata rapi. |
Untuk
melancarkan transaksi berjual beli kuliner, panitia menyediakan booth-booth penjualan kupon sebagai pengganti
uang tunai. Nilai terkecilnya Rp1000. Harga makanan dan minuman yang
diperjualbelikan juga disesuaikan dengan besaran nominal kupon tersebut. Sebagian
besar makanan dikenakan harga Rp20.000 per porsi.
Kupon yang tersisa dapat ditukarkan kembali dengan uang tunai. |
Di Food Truck Festival “Digitalicious” pengunjung
bisa menikmati kuliner beragam jenis. Misalnya, Loco Mama, Amerigo, Street
Ramyun, dan Fat Belly.
Fat
Belly adalah food truck yang paling
diminati pengunjung. Antrean tak kunjung habis. Makin sore, malah makin
panjang. Penasaran, akhirnya saya ikut mengantre. Mulai dari waktu langit masih
cerah sampai meredup karena tertutup awan tebal. Mulai dari waktu hujan masih
rintik-rintik sampai turun deras! Fighting!
Setelah 1 jam mengantre dan menunggu, saya berhasil mendapatkan hidangan yang saya inginkan tersebut. Ampun, deh, benar-benar perjuangan!
Setelah 1 jam mengantre dan menunggu, saya berhasil mendapatkan hidangan yang saya inginkan tersebut. Ampun, deh, benar-benar perjuangan!
Untuk melengkapi burger
Fat Belly, saya mampir ke sebuah food
truck yang menjual minuman berbahan dasar susu segar. Mereknya, Mas Bro.
Nama-nama minuman yang ditawarkan mirip nama orang dan minuman keras. Misalnya,
suwardi alias susu tawar dingin. Sukarno alias susu avocado rasa cappucino. Es
vodka alias susu avocado mocca. Yang terakhir jadi pilihan saya.
Saya
dan keluarga segera bersantap malam. Nyaam,
burger Fat Belly memang enak! Enggak sia-sia perjuangan saya mengantre. Jargon Fat Belly “Come Hungry, Leave Happy”
pas banget, tuh. Kelaparan karena mengantre lama, bikin selera makan pembeli
makin besar. Hihihi.
Saya
acungkan jempol kepada SDC karena juga memberi tempat untuk kuliner Nusantara.
Es doger, sate ayam, nasi ulam, mi Jawa, asinan Betawi adalah beberapa kekayaan
hidangan Indonesia yang ditawarkan. Nasi goreng Jawa dan sate ayam jadi pilihan
untuk makan siang anak saya. Hihihi
... lidah Indonesia banget, ya.
Kalau
saya, saya pilih asinan Betawi, asinan sayur yang disertai kerupuk keriting berwarna
kuning dan saus kacang, sedangkan suami saya memilih pisang goreng keju.
Summarecon Digital Center
Saya
dan keluarga baru kali pertama itu, lho, ke SCD Serpong. Dari spanduk yang saya baca,
Food Truck Festival “Digitalicious” berlangsung dari 27 Maret-5 April 2015. Jadi,
kalau festival itu sudah usai, ada apa lagi di SDC tersebut?
Saya dan
keluarga beruntung dapat mengikuti tur yang dipandu Mbak Andien dari SDC. Kami
diajak berkeliling untuk cari tahu, ada apa saja di SDC. Hari itu, tur diadakan
bagi blogger yang ingin mengikuti Digitalicious Writing Competition SDC Serpong.
Selesai
tur, saya jadi teringat pepatah bijak yang mengatakan kalau hidup harus
seimbang: body, mind and soul-balanced. Tampaknya, Summarecon Digital Center
(SDC) Serpong yang diresmikan tanggal 30 Juni 2014, ditujukan sebagai one-stop center untuk pemenuhan ketiga
kebutuhan tersebut.
Sebagai
makhluk pembelajar dan makhluk sosial, manusia butuh informasi dan
berkomunikasi. Tak heran, teknologi informatika dan komunikasi mengalami
kemajuan yang pesat. Nah, warga Serpong dan sekitar yang ingin membeli
peralatan komputer, gadget dan teknologi mobile
lainnya, dapat mendatangi SDC.
Area Ideation, lantai 2, tempat acara lelang on the spot tiap Sabtu dan Minggu, mulai jam 6 sore.
Ada juga lelang online tiap Minggu di situs www.sdc-serpong.com.
|
Untuk
memenuhi kebutuhan makanan, tersedia Garden Walk yang berkonsep outdoor dining.
Jadi, meskipun Food Truck Festival “Digitalicious” usai, pengunjung SDC tetap
dapat bersantap sambil menikmati alam terbuka.
Scientia Square Park
Bagi
kita yang tinggal di kota besar, gedung-gedung tinggi sudah jadi pemandangan
sehari-hari. Tapi, siapa sangka, di SDC Serpong ada taman bernama Scientia Square Park seluas
7,5 hektar! Wow!
Scientia
Square Park (SSQ Park) didesain untuk mendekatkan manusia kepada alam. Yup, alam adalah sahabat manusia. Kelangsungan
hidup manusia tak akan bertahan lama tanpa alam yang asri. Oleh sebab itu,
manusia juga harus bisa menjadi sahabat alam. Manusia harus mencintai dan
memelihara alam.
Dari semua fasilitas yang
ada di SDC Serpong, SSQ Park-lah yang paling berkesan di hati saya. Daftar alasan saya
panjang, nih.
Akhir-akhir
ini, saya dilanda kebosanan mendatangi pusat perbelanjaan. Begitu melihat SSQ Park di SDC, kekhawatiran akan rasa bosan langsung sirna. Sungguh! SSQ Park dapat
dijadikan destinasi pilihan untuk berekreasi
di akhir pekan selesai berbelanja kebutuhan IT.
Melepas penat, memandangi ikan-ikan koi. |
Beristirahat di saung, seperti berada di pinggiran sawah di desa |
SSQ Park juga ramah anak. Di Kids Playground, anak-anak kecil dapat bermain dengan aman
dan nyaman.
Lantai Kids Playground dibuat dari bahan yang aman untuk meminimalisir cidera jika anak terjatuh. |
Ada
pula area Amphitheater. Tanah di zona itu ditanami rumput sehingga aman untuk
dijadikan tempat anak-anak lari-larian dan guling-gulingan. Bebas, lepas.
Di area ini, SDC pernah mengadakan nonton bareng film Frozen, lho. Kebayang sama saya, habis nonton, anak-anak, terutama anak-anak cewek berlari di situ, membayangkan diri jadi Elsa yang berlari di gunung es. Hihihihi.
Di area ini, SDC pernah mengadakan nonton bareng film Frozen, lho. Kebayang sama saya, habis nonton, anak-anak, terutama anak-anak cewek berlari di situ, membayangkan diri jadi Elsa yang berlari di gunung es. Hihihihi.
Luas, kaaan |
Anak
sering tidak menghabiskan nasinya? Anda bisa membawanya ke Paddy Field. Zona
tersebut merupakan sawah sungguhan yang dikelola oleh petani. Di situ Anda bisa
mengenalkan tanaman padi kepadanya dan menjelaskan proses panjang bagaimana
nasi bisa ada di rumah Anda.
SDC
pernah mengundang anak-anak TK untuk berkunjung ke Paddy Field di SSQ Park. Bersama
petani, mereka menanam benih padi. Dan saat panen tiba, mereka diajak lagi
untuk datang memanen. Keren, ya!
Kegembiraan
belum usai, lho. Masih ada taman-taman kupu-kupu, The Metamorphosys, yang bikin
saya dan anak saya masih bersemangat menjelajah SSQ Park. Sambil melihat kupu-kupu,
kita bisa menjelaskan kepada anak proses metamorfosis, dari ulat menjadi
kupu-kupu.
Kupu-kupu yang lucu dan sibuk bekerja |
Untuk
orang dewasa yang bernyali besar, bisa menguji adrenalin di Wall Climbing.
“Mbak,
mau coba?” tanya Mbak Andien kepada saya waktu kami mengunjungi wahana
tersebut.
Saya
hanya bisa nyengir kuda dan menggeleng. Hiiii, terima kasih, deh.
Menurut
Mbak Andien, SSQ Park juga sering dijadikan tempat kumpul berbagai komunitas. Nah,
kalau Anda dan komunitas mau berkunjung, hubungi dulu ya pihak pengurus SSQ Park agar tidak bentrok dengan jadwal kunjungan komunitas lain.
Para
penyuka skate, baik yang baru belajar
maupun yang sudah mahir, bisa langsung menuju ke Skate Park.
Penyuka
Racing Control, boleh “ngebut” di The
Twister.
Ngebut di jalanan enggak boleh. Ngebut di sini, boleh. |
Seru,
kan?! Semua fasilitas di atas dapat kita nikmati dengan membayar Rp30.000 di
hari kerja dan Rp50.000 di akhir pekan.
Tanda masuk dari kertas wajib dipakai di tangan seperti gelang. |
Satu
hal yang saya sayangkan, jumlah tempat sampah di SDC dan SSQ Park kurang banyak. Kondisi
ini bisa memperbesar celah orang buang sampah sembarangan, lho. Sayang, kan.
Nah, bingung
mau ke mana akhir pekan nanti? SDC dan SSQ Park Serpong bisa Anda coba. Mengingat cuaca akhir-akhir
ini sering berubah-ubah, dari panas kemudian tiba-tiba hujan, kudu ingat bawa
payung dan air minum. Dan tentunya, kamera!
Waaa seru banget SQP nya, cocok buat wisata alam dan olahraga ya mba :)
BalasHapusIya, Mbak. Kok kita enggak berjumpa, ya, di sana? Agak sorean, ya, datangnya?
HapusNancy Duma, sayang pake bingitz Bunda tidak bisa menikmati keramaian Food Truck karena harus mendampingi cucu yang kurang sehat. Kebayang sih lebih ramai dari Food Festival terdahulu. Postingannya lengkep-kep-kep bikin nyesel gak bisa dateng, hehe...
BalasHapusHai, Bun. Tadinya, aku juga nyaris enggak jadi datang. Tapi penasaran sama SDC Serpong.
HapusSudah sehat, kan, sekarang cucu Bunda?
Hay Nancy, Postingannya sungguh detail, foto makanannya seru, plus bikin clegukan neeeh
BalasHapusbtw, blogmu kereen
Hai, Mbak. Terima kasih, ya, sudah mampir dan membaca tulisanku.
HapusBurger fat belly itu rameee bener yah mbak yang ngantrinya, sehingga memgurungkan niat untuk membelinya hiks
BalasHapusSiangnya, aku berpikiran begitu. Hi, ngepain amat antre lama-lama hanya untuk dapetin burger.
HapusTapi, karena penasaraaan, jadilah aku ikutan. Daripada terbawa mimpi :D
Terima kasih, ya, sudah baca tulisanku.