Puncak adalah salah satu tujuan wisata
favorit orang Jakarta. Pertama, tentunya karena hawa di sana sejuk alami. Kedua, ada
pemandangan pegunungan. Tak heran, nyaris tiap akhir pekan, daerah yang termasuk wilayah
Bogor itu, ramai didatangi kendaraan berplat B. Saking ramainya, di Puncak
sampai harus diberlakukan buka-tutup-jalan untuk mengurai kemacetan!
Awal Juni, saya dan keluarga
memutuskan untuk berwisata ke Puncak. Tepatnya, ke Kebun Teh Gunung Mas,
Melrimba Garden dan Taman Safari. Namun, dalam tulisan ini, saya hanya akan membahas Kebun Teh Gunung Mas.
A-Z tentang Teh
Kebun teh ini berlokasi di sisi sebelah
kanan jika kita datang dari arah Jakarta. Penandanya adalah patung botol minuman teh.
Di loket masuk, pengunjung dikenakan
bayaran sebesar Rp15.000/orang. Sedangkan biaya kendaraan adalah sbb.: kendaraan kecil Rp7.500, bus Rp10.000 dan motor Rp2500.
Sebelum menjelajah, sebaiknya Anda mampir dulu di pusat informasi. Tersedia beberapa macam brosur yang menjelaskan fasilitas serta biayanya.
Di salah satu brosur tertera keterangan tentang pemandu. Kebun Teh Gunung Mas menyediakan 5 macam pemandu: pemandu 4 km, 6 km, 8 km, 10 km serta pemandu khusus/asing. Empat pemandu pertama hanya bertugas menunjukkan jalan/rute. Honornya dimulai dari Rp25.000, dstnya dengan penambahan Rp5.000. Jadi, kalau Anda ingin dibantu oleh pemandu 6 km, Anda harus membayar terlebih dulu Rp30.000.
Di salah satu brosur tertera keterangan tentang pemandu. Kebun Teh Gunung Mas menyediakan 5 macam pemandu: pemandu 4 km, 6 km, 8 km, 10 km serta pemandu khusus/asing. Empat pemandu pertama hanya bertugas menunjukkan jalan/rute. Honornya dimulai dari Rp25.000, dstnya dengan penambahan Rp5.000. Jadi, kalau Anda ingin dibantu oleh pemandu 6 km, Anda harus membayar terlebih dulu Rp30.000.
Jasa pemandu khusus/asing dikenakan tarif Rp75.000. Lalu, apa bedanya pemandu khusus dari pemandu lainnya?
“Kalau yang bisa menerangkan ini dan itu,
pemandu yang mana?” tanya saya kepada petugas di pusat informasi.
“Yang khusus, Bu.”
Kami memutuskan untuk menggunakan
jasa pemandu khusus. Pertimbangannya, biar nambah wawasan. Memang, sih, selisih
biaya yang dikeluarkan cukup besar. Namun, setelah dijalani, jasa pemandu
khusus bermanfaat banget. Terima kasih, Bapak Sabtari!
Berkat informasi pemandu, kami jadi tahu
sejarah pendirian Kebun Teh Gunung Mas. Siapa yang membawa teh ke Indonesia.
Lama penanaman. Macam-macam teh. Bagian tanaman teh mana saja yang bisa
dikonsumsi. Apa saja musuh tanaman teh. Selain tanaman teh, ada tumbuhan apa
lagi ditanam di sana.
Saran saya, gunakan pemandu khusus agar wisata
ke Kebun Teh Gunung Mas tidak sekadar jalan-jalan menyusuri kebun teh. Ingat pula membawa topi dan air minum. Jangan lupa gunakan sepatu yang nyaman untuk dipakai berjalan jauh.
Berikut ini adalah beberapa oleh-oleh kunjungan saya dan keluarga ke Kebun Teh Gunung Mas, Bogor.Inilah pucuk teh yang bakal dijadikan teh |
Ini mesin pemilah daun teh |
Daun teh diangin-anginkan di sini |
Biji daun teh; sebesar jeruk limau |
Tanaman teh punya bunga, lho |
Peko, pucuk daun teh
paling muda,
bahan teh putih, teh
termahal.
Harganya 7 juta/kg!
|
Bercak-bercak di daun
teh ini
adalah bekas air seni
kutu loncat.
Daun teh jadi mengering.
Waah, kutu loncat
pipis sembarangan, nih :p
|
Di Kebun Teh Gunung
Mas ada
tanaman tumpangsari,
seperti sereh putih,
jeruk, rumput gajah, bunga hortasia
|
Catatan: Foto mesin saya ambil di gedung bekas pabrik teh. Kedua mesin itu adalah sebagian dari segelintir mesin yang tertinggal. Sangat disayangkan, gedung dan isinya tidak dipelihara, sehingga terkesan tua dan angker. Seandainya gedung bekas pabrik bisa dijadikan museum/galeri pembuatan teh, pasti menambah nilai plus Kebun Teh Gunung Mas.
Seru ya? Aku terakhir kali kesana pas SMP sekitar 7 tahunan lalu hiks. Suasana dan hawanya yang adem bikin betah euy
BalasHapusIya, Mbak. Aku juga baru kali ini jalan-jalan lagi ke Kebun Teh Gunung Mas. Baru kali ini pula dapat banyak informasi mengenai tanaman teh.
BalasHapusSaya terakhir ke sana Tahun 2013. Kebetulan ikut Tour De Puncak Tribun kaltim Green Gowes Community. Saya pikir masih beroperasi. Sayang banget ya....
BalasHapusIya, udah enggak beroperasi lagi. Sayang memang ....
BalasHapusSaya pernah tersesat disana jam 11 malam mbak.. alhmadulillah bisa kembali
BalasHapus